Fenomena ambrolnya makam Pengasuh Pondok Pesantren Ciganjur KH
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Tebuireng yang kemudian dianggap sebagai
pertanda kewalian karena diceritakan kelihatan kafannya yang masih putih
bersih, tidaklah perlu disikapi berlebihan. Makam yang ambrol adalah
hal biasa, terutama jika terguyur hujan dalam waktu yang lama.
Demikian adik kandung Gus Dur Aisyah Wahid dalam perbincangan dengan NU Online di kediamannya Bilangan Kemang, Kamis (24/2). Isteri KH Hamid Baidhowi ini berharap, masyarakat tidak perlu menghebohkan kewalian Gus Dur. />
"Tidak perlu heboh tentang wali. Karena hanya Allah dan para wali yang tahu tentang wali," tutur Aisyah.
Lebih lanjut mantan anggota DPR RI ini mengungkapkan, kejadian sebenarnya tidaklah seheboh yang diperbincangkan media dan masyarakat. Karenanya, Aisyah berharap masyarakat tidak perlu membahasnya berlarut-larut.
"Makam Gus Dur telah empat kali longsor. Makam itu longsor karena dahulu waktu dikebumikan tidak ada yang berani memadatkan urugannya. Ndak sopan katanya," tandas Aisyah. (min)
Demikian adik kandung Gus Dur Aisyah Wahid dalam perbincangan dengan NU Online di kediamannya Bilangan Kemang, Kamis (24/2). Isteri KH Hamid Baidhowi ini berharap, masyarakat tidak perlu menghebohkan kewalian Gus Dur. />
"Tidak perlu heboh tentang wali. Karena hanya Allah dan para wali yang tahu tentang wali," tutur Aisyah.
Lebih lanjut mantan anggota DPR RI ini mengungkapkan, kejadian sebenarnya tidaklah seheboh yang diperbincangkan media dan masyarakat. Karenanya, Aisyah berharap masyarakat tidak perlu membahasnya berlarut-larut.
"Makam Gus Dur telah empat kali longsor. Makam itu longsor karena dahulu waktu dikebumikan tidak ada yang berani memadatkan urugannya. Ndak sopan katanya," tandas Aisyah. (min)
No comments:
Post a Comment