Tuesday, July 2, 2013

Hidup Gus Dur Untuk Umat

KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tidak akan habis untuk dibahas, mulai dari segi pemahaman agamanya, ke-NU-annya, perjuangannya, sifat nyeleneh dan kontroversialnya, humornya, sampai sifat kewaliannya. Demikian dalam tahlil umum dan pengajian kebangsaan yang dihadiri KH Yahya C. Staquf (Katib Syuriyah PBNU), KH Nuril Arifin (mantan komandan Pasukan Berani Mati (PBM) dan KH Buchori Masruri (mantan ketua PWNU Jateng)

Tahlil umum dan pengajian kebangsaan diselenggarakan oleh Majelis Wakil cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Demak kota bekerjasama dengan pondok pesantren di lingkungan Demak Kota bertempat di Masjid Agung Demak, Sabtu 23/9 kemarin.

Gus Yahya yang mantan juru bicara presiden Gus Dur itu menceritakan kepada jamaah tentang kegigihan Gus Dur dalam berjuang yang tidak mengenal capek, sakit dan pantang menyerah ketika ia mempunyai keinginan untuk kepentingan umat

"Selama saya mendampingi beliau jadi presiden pernah dalam perjalanan dinas di Sumatra sampai dua hari dua malam tidak istirahat, sesampainya dibandara dilanjutkan ke luar negeri yaitu ke Barcelona,” tuturnya.

Gus Yahya menambahkan, dalam hidupnya Gus Dur hanya ingin masyarakat islam menjadi muslim sejati sepanjang sejarah yang bisa memelopori dirinya sendiri dan agama lain dalam kehidupannya,

"Gus Dur berjuang agar umat itu ingat atas ruhaniyah agama, jangan punya niat berontak kepada Allah," tambahnya

Sementara itu KH Nuril Arifin mengawali tausiyahnya dengan syiiran Gus Dur tanpo waton dengan harapan jamaah selalu mengingat sang Guru bangsa tersebut saat syiir dilantunkan, dan menjadi kenyataan saat syiir tersebut baru di baca langsung di sambung oleh ribuan Nahdliyin yang hadir

"Karena kita malam ini memperingati nyewu Gus Dur monggo kita awali dengan syiiran Gus Dur," tukas Kiai Nuril  

Dalam amaliah sehari hari K Nuril mengajak pada jamaah untuk selalu menambah keyakinan serta memantapkan diri untuk mengikuti ajaran para  ulama dan kyai NU. "Sing penting trisno, cinta dan khusnudhon sama kiai," ajaknya

Sedangkan KH Bukhori Masruri yang didapuk sebagai pembicara terakhir lebih banyak menyoroti pemikiran Gus Dur yang ilmiah, nyleneh dan sulit diterima masyarakat karena kejadian akan diketahui beberapa bulan hingga beberapa tahun kemudian dan penyampaiannya itu diutarakan dalam seminar maupun forum resmi lainnya

"Gusdur itu cerdas, saya menyaksikan itu, kalau ada yang bilang Gus Dur wali silahkan," tegasnya

Saking nylenehnya Gus Dur, K Bukhori menceritakan saat beliau minta bertemu PM Iran  untuk berdialog tentang nasib negara Timur Tengah namun ada persyaratan dari Perdana mentri Iran Hasyemi Rafsanjani tersebut yaitu mau ketemu Gus Dur asal tidak ngantuk persyaratan itu pun diiyakan Gus Dur. Namun saat bertemu PM Iran tersebut pun ia tetap mengantuk. Anehnya, saat berbicara semua pertanyaan terjawab dengan benar,

"Saat dialog dengan Hasyemi Rafsanjani Gus Dur nggih tetep ngorok, namun Gus Dur bisa menjawab pertanyaan PM Iran itu," cerita Kiai Buchori. “Habis dialog PM Iran pun acung jempol dan menyatakan kesalutan terhadap kecerdasan Gus Dur,” tambahnya.

Di akhir pidatonya Kiai Bukhori mengajak warga Nahdliyin untuk selalu berpegang dan memantapkan diri dalam mengamalkan Aswaja mengikuti ulama dan kiai NU seperti yang dilakukan oleh pemimpin NU sekaliber Gus Dur. Ia selalu mangajak umat manusia mengamalkan ajaran agama yang ada disekitarnya selama tidak bertentangan dengan syariat Islam seperti halnya ajaran Wali Songo, sehingga bisa diterima oleh masyarakat sekitar.

"Wali songo itu tidak mengislamkan Jawa tapi menjawakan Islam yaitu mengamalkan ajaran Islam sesuai budaya Jawa," ajaknya

No comments:

Post a Comment