Tuesday, July 2, 2013

Cara Gus Dur Membantu Pesantren Tebuireng

Pesantren merupakan institusi pendidikan yang independen dari pemerintah, termasuk dalam hal pembiayaannya. Karena itu, kontribusi dari masyarakat dan komunitasnya menjadi sangat penting. Keluarga, alumni dan santri diharapkan bahu membahu menjaga kelangsungan pesantren, salah satunya juga dalam bentuk bantuan dana untuk mendukung biaya operasional.

Meskipun dikenal sangat baik dan loman (murah hati) kepada orang lain, ternyata Gus Dur selama hidupnya jarang sekali memberi bantuan kepada pesantren Tebuireng, yang notabene merupakan pesantren keluarganya. Ini merupakan fenomena yang agak aneh, padahal dengan posisi dan akses yang dimilikinya, kalau mau, boleh dikata, pengurus tinggal bilang, pasti akan dipenuhinya.

Nasihin Hasan, mantan Ketua Lakpesdam NU menuturkan ia tahu Gus Dur tidak pernah membantu karena ia kenal baik dengan Gus Dur dan sekaligus dengan KH Yusuf Hasyim dan KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah).

Selama masih hidup, akses dan jaringan Gus Dur tidak diprioritaskan untuk keluarga, tetapi untuk para kiai NU lain yang selama ini kurang mendapat perhatian. Tetapi bukan berarti Gus Dur melupakan Tebu Ireng, setelah ia meninggal, dana yang masuk ke pesantren yang didirikan oleh kakeknya ini malah mengalir deras. Ini termasuk karomah yang dimiliki oleh Gus Dur.

”Gus Dur selama hidupnya tidak pernah membantu uang ke Tebu Ireng, tetapi bantunnya setelah meninggal. Duit baru berdatangan setelah beliau meninggal, dari kotak amal saja berlimpah-limpah,” katanya.

Nasihin yang baru-baru ini berziarah ke Tebuireng menggambarkan, para perziarah sangat membludak. ”Saya harus antri dapat tempat untuk bisa baca yasin dan tahlil, ” tuturnya.

”Dia dihormati ketika hidup, lebih dihormati ketika meninggal,” tandasnya.

No comments:

Post a Comment