Tuesday, July 2, 2013

Keajaiban Gus Dur dalam Angka 9

Asmaul Husna jumlahnya 99. Sebuah angka yang tentunya hanya Allah sendiri yang tahu. Yang jelas, angka 9 menyimpan sebuah rahasia yang penuh dengan makna. Termasuk misteri angka pada kematian Gus Dur.

Bila dikaji secara mendalam, ternyata meninggalnya Gus Dur, baik berkaitan dengan jam, tanggal, maupun tahun ternyata menyimpan makna dan mengandung nilai yang amat tinggi. Memang ini hanya istilahnya ilmu gotak gatok, tetapi mengapa kok semuanya mengarah sama, yakni jumlahnya 9.

Hal inilah yang semakin membuat Ki Agem Cemeng, spritualis asal Tuban Jawa Timur ini meyakini bahwa Gus Dur adalah sang wali Katon sebagaimana dikutip dalam tabloid Posmo.

Masya Allah – lanjut Ki Agem Ceng – Gus Dur Wafat pukul 18 menit ke-45. Tanggal 30 bulan 12, tahun 09. Kalau diamati semua angka tersebut bila dikalikan angka itu sendiri jumlahnya adalah 9. Coba kita hitung :

18 x 18 = 324 =
3 + 2 + 4 = 9
45 x 45 = 2025
2 + 0 + 2 + 5 = 9
30 x 30 = 900
9 + 0 + 0 = 9
12 x 12 = 144
1 + 4 + 4 = 9
09 x 09 = 81 =
8 + 1 = 9

Kalau semuanya dikalikan jumlahnya juga 9 :

18 x 45 x 30 x 12 x 09 = 2624400=
2 + 6 + 2 + 4 + 4 + 0 + 0 = 18 =
1 + 8 = 9

Apakah jumlah hitungan itu hanya kebetulan ?  tanya Ki Agem Cemeng, “Saya yakin Allah SWT telah menunjukkan rahmat dan kekuasaaannya dengan mengambil Gus Dur ke pangkuannya.

Surat Al-Kahfi

Lalu ada apa dengan jam 18.45 ? Bagaimana kalau dihubungkan dengan Alquran ? coba kita lihat bahwa surat ke 18 dan ayat ke 45 (Al Kahfi) diibaratkan air hujan yang turun dari langit dan memberi kesejukan/perdamaian di bumi, kemudian kembali lagi ke sisi Allah SWT dengan kuasanya.

Bila dilihat dari sisi lebih jauh lagi, 18 dan 45 atau 9-9, disini Gus Dur merupakan cerminan ‘ana al haq, wahdatul wujud, menunggale kawulo lah Gusti”.

Segoro

Menurut hitungan Jawa, kematian Gus Dur 18.45 sudah masuk Kamis Pon. Kamis 8, Pon 7 jumlahnya 15. Kalau dihitung lagi telah jatuh pada hitungan “segoro”. Karena Gus Dur milik bangsa, maka bangsa dan negara dalam situasi makmur. Aman (segoro). Termasuk pemerintahan SBY aman tak luput juga Budiono dan Sri Mulyani. Ya Gus Dur juga humanis sih..selain pluralis. Yang jelas, meninggal jatuh hitungan segoro itu yang ditinggalkan akan aman baik pemerintahan maupun keluarganya.

Sang Wali

Benarkan Gus Dur merupakan wali ? Jauh sebelum meninggal Ki Agem Cemeng telah menulis di Posmo beberapa edisi bahwa Gus Dur adalah wali katon. Dia mengatakan begitu karena sepak terjangnya benar-benar telah menunjukkan syarat seorang wali. Ucapannya banyak menjadikan pelajaran kepada siapapun yang mau mempelajarinya, tidak pernah sakit hati meski seringkali disakiti hatinya. Tidak takut pada manusia, apalagi pemerintah.

“Gus Dur, jelas sosok waliullah”, terang Ki Ageng Cemeng. Bahkan ditanah Jawa jauh sebelumnya seperti dalam serat Jongki Joyoboyo bahwa akan muncul di “tanah jawa” orang yang tidak bisa melihat, tetapi mau menghitung bintang, tidak bisa berjalan tapi mampu mengelilingi jagat/dunia dan orang ini yang akan mengadakan penataan, pemerataan, dan pembaharuan. Kalau dipandang dari sudut itu maka Gus Dur bukan tingkatan wali tetapi sulthonul aulia yang muncul dari tanah Jawa abad sekarang yakni 21. Gus Dur juga pernah akan dinobatkan sebagai  Mursyid taarekat Qodiriyah se Asia Tenggara namun hal itu ditolaknya. Hal itu bisa disadari karena Gus Dur milik semua umat dan golongan.

No comments:

Post a Comment