Tuesday, July 2, 2013

Gus Dur Miliki Ilmu Melipat Bumi

Dalam khazanah pesantren atau tradisi nusantara, ilmu melipat bumi merupakan sesuatu yang wajah dibicarakan. Pada dasarnya, ilmu ini adalah kemampuan untuk memperkecil dunia, baik dalam pandangan mata atau dalam jarak tempuh yang harus dijalani sehingga lebih cepat.

Pada masa lalu, ketika alat transportasi belum begitu maju dan banyak perjalanan masih dilakukan dengan jalan kaki, ilmu jenis ini cukup populer dikalangan orang-orang sakti. Saat ini, meskipun nilai manfaatnya sudah digantikan dengan teknologi modern dengan kendaraan mobil atau lainnya, ilmu ini masih bermanfaat di saat-saat mendesak untuk melakukan akselerasi kecepatan sehingga memperpendek waktu.

Gus Dur, diyakini juga memiliki kemampuan seperti ini. Kesaksian ini diceritakan oleh Nuruddin Hidayat, santri Gus Dur di pesantren Ciganjur.

Ia menuturkan, suatu ketika Gus Dur melakukan perjalanan dari Garut ke Jakarta, seusai menghadiri sebuah acara PKB. Jalur yang ditempuh adalah jalur Puncak yang medannya berliku-liku, naik turun dan jalan yang sempit. Namun, perjalanan yang seharusnya ditempuh selama lima jam ini, ternyata hanya perlu waktu sekitar tiga jam.

Cerita tentang adanya ilmu melipat bumi juga dituturkan oleh Ketua PBNU KH Abas Muin, tetapi pada sosok KH Asykari atau lebih populer dengan sebutan Mbah Mangli, mursyid tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah di Magelang, yang juga pendiri Asrama Pendidikan Islam di Magelang, yang santrinya berasal dari seluruh Indonesia. Banyak orang meyakininya sebagai seorang wali karena berbagai karomah yang dimiliki.

Kiai Abas menuturkan, beredar cerita luas tentang perilaku kiai ini, ketika menghadiri rapat di suatu tempat, orang-orang pada berangkat naik mobil terlebih dahulu, sementara Mbah Mangli berangkat belakangan, tetapi ia lebih cepat sampai di tempat tujuan daripada yang naik mobil.

Boleh percaya, boleh tidak, mitos tentang ilmu melipat bumi ini juga terdapat dalam kisah Walisongo. Saat mengundang rapat, Sunan Bonang menggunakan bedug untuk memanggil para wali yang tersebar di berbagai lokasi di tanah Jawa, Ketika mendengar suara bedug itu, para wali lainnya menggunakan ilmu melipat bumi agar cepat sampai di tujuan. (mkf)

No comments:

Post a Comment